Lokakarya Penulisan Buku Anak Room to Read (13-16 Mei 2019)

Sejak dulu, saya ingin sekali membuat buku cerita anak. Tapi, karena saya penerjemah, dan waktu di Mizan berurusan dengan buku anak terjemahan, saya lebih banyak terpapar buku-buku anak luar negeri.

Standar saya jadi ketinggian. Saya selalu mengacu ke buku-buku anak luar, yang tentu saja sudah melewati berkali-kali revisi dan proses berlapis-lapis sebelum sampai di Indonesia. Setiap kali mencoba menulis, saya selalu nggak puas. Minder. Lalu, nggak jadi dan nggak jadi lagi. Begitu terus selama berbelas-belas tahun.

(Penafian: Tentu saja banyak sekali buku anak Indonesia yang bagus. Cuma karena situasi, kecenderungan saya jadi begitu).

Saya baru menemukan titik terang saat ikut lokakarya singkat penulisan buku anak dengan mentor Mbak Sofie Dewayani di UPI. Kemudian, tahun ini, ada dua lokakarya penulisan buku anak yang saya ikuti: pertama dengan Litara-Estee Lauder-TAF, bertema “Mighty Girls” (mudah-mudahan sebentar lagi bukunya muncul di lestreadasia.org dan apps letsreadasia). Pengalaman ikut lokakarya pertama ini belum sempat saya tulis karena setelahnya mengalami kerempongan nan hakiki. Hiks.

Pertemuan dengan Kembangmanggis di acara Tacita pun menginspirasi untuk menulis, karena saya ingat pesannya, “Berkarya aja dulu, jangan takut kritik!” (ada di postingan FB beberapa bulan lalu).

Salah satu penulis idola dari zaman SD, nggak pernah ketinggalan baca cerbung Tia di Majalah Hai!

Kalau pertemuan dengan Oma Mulyana? Menyenangkan sih tapi nggak menginspirasi di bidang tulis-menulis, hahahaaaaaa…. (Kalau ada yang nggak tahu Oma Mulyana, oh… keterlaluan! :p)

Kang Oma is in da house! 😀

Yang akan saya ceritakan di sini adalah lokakarya penulisan buku anak kedua yang saya ikuti, bersama Room to Read. Sebetulnya materi setiap lokakarya mirip-mirip. Khusus di lokakarya Room to Read ini, selain penulisan buku cerita anak bergambar (fiksi), kami juga belajar menyusun dan menulis nonfiksi naratif serta cerita rakyat yang cocok untuk pembaca anak.

Selamat datang di Sangria Spa & Resort… Di spanduknya Bandung padahal Lembang. (trus motretnya pas mau pulang hihi)

Apa saja materinya? Ada di buku catatan saya yang warna kuning di bawah ini, nggak perlu diketik lagi ya hahahaaaa…. Panjang soalnya. Mending ikutan sendiri.

cendera mata lokakarya, unyu yaaa

Kesan saya setelah mengikuti lokakarya ini adalah… kita harus mengosongkan isi kepala dulu, lalu menerima materi yang diberikan, juga masukan dari mana-mana: dari editor, teman penulis lain, atau Mahesh, fasilitator dari Room to Read. Lalu mengguncang kepala supaya pikiran kita “bercampur merata dan matang” sehingga bisa menghasilkan sebuah karya yang apik.

hasil kepala diguncang jadinya teler gini (seperti biasa, selalu dapet candid kacau dari Mas Moemoe)

Empat hari rasanya terlalu singkat. Tapi nggak membosankan karena ada selingan yoga pagi pada hari ketiga dan bisa berenang-jacuzzi-sauna pada hari terakhir, setelah mengumpulkan naskah hihiii….

 

Yang juga menyenangkan adalah berkenalan dengan teman-teman penulis dan para editor dari beberapa penerbit. Ada beberapa yang sudah saya kenal seperti Teh Irawati Subrata (editor lokakarya Litara-Estee Lauder-TAF), Mbak Pristian dan Mbak Nurhayati Pujiastuti (sesama alumni lokakarya Litara-Estee Lauder-TAF), dan beberapa penulis lain yang sudah saya kenal namanya. Di sini juga saya bertemu dengan kakak seorang teman lama saya (nggak usah sebut nama ya, pokoknya sang kakak ini adalah ilustrator beken hahaaaa). Meskipun baru pertama bertemu, tapi rasanya sudah sering mengobrol sejak lamaaaa sekali (Fotonya nggak ada di sini, soalnya sesekakak itu yang motret dan belum dishare hihiiiii).

 

 

Naskah hasil lokakarya ini akan diterbitkan oleh empat penerbit yaitu Bestari, BIP, Kanisius, dan Litara (saya masuk tim Litara bersama empat penulis lain) dan nanti akan ditampilkan juga di http://www.literacycloud.org.

Setelah ini, saya juga bercita-cita ikut workshop ilustrasi buku anak, tapiiiii… harus mengumpulkan portofolio yang rapi dulu. Selama ini, setiap kali mencoba menggambar sesuatu, sesaat kemudian gambar itu akan ada tambahannya (mungkin kumis baplang, tahi lalat besar, kacamata hitam, dan lain-lain hihiiii). Mudah-mudahan tahun depan bisa lolos.

Kalau ada kesempatan untuk ikut lokakarya semacam ini, saya mau lagi! Teman-teman yang berminat menulis buku anak pun saya sarankan untuk ikut. Ilmu dan pengalamannya tak ternilai!